Tulakan, 29 November 2015.
Gedung mewah penyangga langit, Apartemen bertingkat, ruko berjajar tentu akan sangat biasa kita jumpai jika barada di ibukota jakarta. Tapi tidak demikian dengan rumah salah satu warga didaerah tulakan Pacitan. Jangankan rumah bilik kayu yang rapi, dinding anyaman bambu saja sudah tak bisa rapat menahan hembusan angin dari luar. Tak terbayangkan betapa dinginnya dikala malam hari, dikala angin merasuk melalui celah celah lobang yang semakin hari semakin melebar, apalagi tidak ada seorang teman pun dirumah untuk menghangatkan suasana.
Mbah ijem, demikian masyarakat sekitar memanggilnya. Kehidupan yang dijalaninya setiap hari memang tidak selayak seperti kebanyakan orang. Rumah yang ditempati pun sangat sangat sederhana berdinding anyaman bambu. Usia rumah yang sudah lama tidak direnovasi membuat tampak tak kuat lagi jika harus bertahan beberapa tahun tahun. Tidak ada sanak famili yang berdekatan dengan mbah ijem. Jarak rumah tetangga yang berjauhan membuat tetangga juga tidak tau setiap hari apa yang dilakukan mbah ijem jika sedang ada dirumah.
Melalui salah satu foto yang diunggah di group fb oleh salah satu anggota yang tergabung di Organisasi Anak Ratau Pacitan akhirnya mengetuk hati serta simpati dari anggota lain dan akhirnya menjadi titik sasaran kegiatan bakti sosial yang dilakukan oleh Organisasi Anak Rantau Pacitan.
Tampak dari foto tersebut kondisi rumah dari beberapa meter dan didapati informasi bahwa mbah ijem ini adalah Seseorang yang hidup sebatang kara tanpa ada sanak famili lain yang tinggal serumah.
Melalui DP3 ( Dewan Pembatu Pengurus Pusat ) yang ada di Pacitan Minggu siang 29 November 2015 Organisasi ARPAC kembali melaksanakan kegiatan sosial bersilaturahmi ke rumah mbah ijem dengan membawa beberapa Sebagian sembako dan menyerahkan uang tunai.
Donasi kegiatan bakti sosial ARPAC bisa anda salurkan di BRI 0384 01000 545 301 a/n PERKUMPULAN ANAK RANTAU PACITAN
All Crew
ARPAC Berdiri pada 12-12-2012 .